Belajar HRD dari Shutterstock


Itu adalah portofolio saya di shutterstock. Setelah 2 kali upload ditolak, upload yang ke 3 diterima. Kenapa upload yang ke 3 diterima? Di sinilah menariknya pelajaran dari shutterstock.

Jadi, setiap foto yang kita upload selalu ditinjau dulu. Biasanya kita harus menunggu beberapa hari selama masih dalam masa peninjauan. Peninjauan ini dilakukan oleh shutterstock untuk evaluasi agar sesuai standar kelayakan.

Saat sebelum upload, shutterstock memberikan petunjuk-petunjuk dalam pengambilan foto. Sehingga kita benar-benar bisa berusaha mengambil foto sesuai standar kelayakan. Dan selain itu, kita juga jadi faham apa alasan foto kita ketika ditolak setelah ditinjau.

Foto 1: hasil evaluasinya, foto saya terdapat banyak "noise"nya. Foto 2: hasil evaluasinya, foto saya objeknya kurang fokus sehingga mengurangi ketajaman foto.

Nah, di sinilah yang menurut saya menariknya pelajaran dari shutterstock. Secara tidak langsung shutterstock membangun saya. "Indirectly, shutterstock builds me". Ya, shutterstock membangun saya untuk mengoptimalkan kemampuan saya.

Ini sangat relevan bagi saya, Anda, atau Kita yang saat ini sedang berada pada posisi yang kapasitasnya "Membangun Manusia" atau lebih familiar yang kita sering dengar dengan istilah "Human Development". Secara tidak langsung shutterstock mengajarkan kita bagaiamana seharusnya kita membangun manusia. Agar kompetensinya sesuai dengan standar kelayakan pada sebuah organisasi, instansi, atau perusahaan.

Poin-poin evaluasi harus benar-benar dipahami oleh orang yang ada di bawah tanggungjawab kita dalam membangun kemampuannya menyelesaikan pekerjaannya atau performa selama bekerja. Jelaskan petunjuk kerja di awal dan pastikan orang tersebut paham. Petunjuk kerja bisa memudahkan dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai ekspektasi dan standar kelayakan.

Pada saat pekerjaan telah diselesaikan maka lakukanlah peninjauan untuk mengevaluasi hasilnya. Apakah sesuai atau tidak, gunakan poin-poin evaluasi sebagai instrument untuk memudahkan dalam proses evaluasi. Ketika menemukan ketidaksesuaian, maka evaluasi tersebut wajib disampaikan secara berkala. Idealnya evaluasi disampaikan saat terjadi kesalahan, kekeliruan dan ketidaksesuaian. Gunanya untuk meningkatkan kemampuan orang yang berada di bawah tanggungjawab kita dalam menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan benar.

Jadi evaluasi itu jangan cuma dikoleksi, sampaikan kepada yang bersangkutan untuk perbaikan diri.

Dengan begitu, kita bisa berhasil dalam membangun tim dengan beranggotakan orang-orang yang memiliki kemampuan diri yang selalu bertambah. Sehingga laju organisasi, instansi, atau perusahaan bisa berjalan menuju target yang akan dicapai.