#GOAL

GOOOOAAAAALLLLLL…

Kita sering mendengar teriakan seperti itu bukan???
Ya.. biasanya kita mendengarnya pada sebuah pertandingan sepak bola. Pernahkah sejenak kita berfikir sesungguhnya apapun yang terjadi sekecil apapun, sesederhana apapun, sesepele apapun dalam kehidupan manusia melainkan terdapat rahasia hikmah yang sangat berharga bagi orang-orang yang berfikir. Karena bagi orang-orang yang berfikir, sesungguhnya segala sesuatu dalam penciptaan Allah SWT tiadalah sia-sia.

Lalu apa hikmah dari sebuah kata #GOAL di sini?
Berangkat dari pertanyaan tersebut, mari kita ungkap hikmah besar di balik kata itu.
Apakah anda melihat kesamaan antara sepak bola Sabtu pagi dan Senin pagi? Coba fikirkan, seringkali tim dan organisasi tak jelas tentang tujuan dan prioritas utama yang sebenarnya. Pelatiih dan pemain tak berbicara dengan bahasa yang sama. Hasilnya semua orang berlarian ke segala arah dan bukan bekerja sama menuju tujuan yang sama.

Kegagalan untuk mengambil strategi dan tujuan tingkat tinggi organisasi dan mengubahnya menjadi tindakan adalah masalah utama di sebagian besar organisasi. Membuat strategi dan tujuan yang hebat barulah langkah awal. Membuat benar-benar dilakukan adalah hal yang berbeda.

Ini yang kita sebut “Kesenjangan dalam eksekusi”, kalau bahasa sansekertanya “Execution Gap” #eh (hehe, salah ya. Itu bahasa Inggris). Dalam penelitian penting oleh Harris Polling Group, kita mendapatkan statistik penting tentang mengapa eksekusi gagal dan mengapa tujuan tidak menjadi tindakan pada lini terdepan.

Temuan pertama; Hanya 15% orang yang disurvei tahu tujuan atau prioritas utama organisasi mereka. Baik karena terlalu banyak tujuan atau tujuannya terlalu sering berubah-ubah atau memang tidak punya tujuan. Dan pada umumnya tujuan itu amat kurang dikomunikasikan sekalipun pemimpinnya sudah jelas tentang apa yang perlu dicapai, tidak berarti bahwa lini depan, dimana tindakan yang sesungguhnya berlangsung tahu tujuan itu. Dan kenyataanya, lini depanlah yang menghasilkan pemasukan.

Temuan kedua; orang mungkin tahu apa tujuannya tapi sering mereka tak benar-benar meyakininya. Hanya 19% yang menyatakan bahwa mereka bersemangat terhadap tujuan puncak organisasi mereka, hanya 1 dari 5. Ada beberapa alasan untuk hal ini, tapi yang paling utama adalah mereka tak merasa turut memiliki. Mereka merasa tak ada kesempatan memberi masukan tentang apa yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan itu. Mereka tak punya kaitan emosional terhadap tujuan itu. tak ada keterlibatan tak ada komitmen.

Temuan ketiga; mereka yang disurvei melaporkan mereka hanya memakai 49% waktu kerja mereka untuk tujuan yang paling penting. Sisanya dipakai untuk aktivitas genting namun jauh lebih kurang penting. Mereka terganggu oleh hal-hal genting, sehingga mengabaikan hal-hal yang paling panting. Akhirnya, orang mungkin tahu tujuan dan prioritas utama, mereka mungkin juga meyakininya. Tapi mereka tak tahu apa yang seharusnya mereka lakukan dalam hal itu.

Kenyataanya, 51% menyatakan bahwa mereka secara pribadi tak mengerti apa yang harus mereka lakukan untuk membantu organisasi mencapai tujuan. Tujuan tak akan dilaksanakan sampai tiap orang paham secara jelas apa tujuannya dan apa yang harus mereka lakukan untuk mencapai tujuan itu.

Jika orang sudah jelas mengenai apa tujuan yang harus dicapai, barulah mereka bisa bebas mencoba untuk mencari cara yang baru dan lebih baik untuk mencapai tujuan itu. Intinya untuk mencapai tujuan yang belum pernah anda capai sebelumnya, anda harus melakukan hal-hal yang belum pernah Anda lakukan sebelumnya.

Anda mungkin bertanya, “Mungkinkah… kita kan selalu bersama… (sssstttt.. bukan itu. Maaf pembaca, hehe keceplosan. Serius, serius..). “Mungkinkah untuk secara dramatis dan terukur meningkatkan kemampuan tim anda dalam mencapai tujuan?” “Bisakah hal itu benar-benar dilakukan?”. Jawabannya adalah “Sudah pasti!”

Bayangkan pengaruh jika tiap orang dalam tim, sudah benar-benar jelas tentang apa tujuan yang harus dicapai. Bayangkan energi dan kreatifitas yang akan dilepaskan saat tiap orang dalam organisasi berkomitmen dan terlibat untuk mencapai tujuan itu. Pikirkan dampak ekonomi jika tiap orang dalam tim mencurahkan sebagian besar waktu mereka untuk prioritas utama. Pikirkan apa yang akan bisa dicapai jika setiap pemain dalam tim tahu dengan pasti apa yang harus dilakukan. KEMUNGKINANNYA TAK TERBATAS KAWAN.

Best Regards :)
Aris Andriansyah
@AndriansyahAris